Santono terkenal akan
kenakalannya di sekolah, dia sering tawuran dan sering membolos tanpa
sepengetahuan kedua orangtuanya. Santi adalah anak yang berprestasi
disekolahnya, dia selalu menjadi juara kelas.
Pada suatu malam Pak Tono merasa
ada yang mengganjal dipikirannya, tentang sikap Santoso beberapa bulan belakangan
ini. Pak Tono menanyakan sesuatu kepada
sang istri tentang perubahan sikap Santoso, lalu Bu Ijah menjawab “tidak ada yang
berbeda pak” .
Ayah dan ibu Santoso tidak
terlalu memperhatikannya dikarenakan sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Keesokan harinya Pak Tono sadar
akan kapasitasnya sebagai seorang ayah, sebagai tulang punggung keluarga dan
mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap keluarganya, termasuk masa depan
anak nya nanti. Lalu Pak Tono memutuskan untuk tidak bekerja hari ini untuk
menyelidiki perubahan sikap yg terjadi pada anak nya. Kemudian Pak Tono
sengaja membuat agar motor Santoso tidak bisa dihidupkan agar dia bisa
mengantar anak nya kesekolah untuk keperluan penyelidikannya.
Jam menunjukan pukul 07.02, Santoso pun sudah siap berangkat, tapi dia kebingungan karena motornya tidak
bisa nyala. Lalu Pak Tono menghampirinya dan berkata “ayo berangkat bareng
ayah”, Santoso langsung menyetujuinya. Ketika sudah sampai kesekolah santoso, Pak Tono mengamati Santoso dari kejauahan. Dan benar saja, bukannya masuk ke
gerbang sekolah tapi santoso malah pergi berboncengan naik motor bersama
temannya. Pak Tono cukup terkejut atas perilaku anaknya itu Dan menceritakan
kepada Bu Ijah setelah sampai rumah.
Hari sudah menjelang malam,
santoso pun belum pulang. Ketika di pukul 20.37 akhirnya Santoso pulang. Pak
tono menghampirinya dan bertanya:
Ayah : “ko sekolah pulang nya jam
segini, dari mana kamu ?.”
Santoso : “habis kerja kelompok
yah.”
Ayah : “masa ? jangan bohong
kamu.”
Santoso : “hmmm.. bohong darimana
sih yah”
Ayah : “tadi kamu pergi kemana
sama teman ? “
Santoso : “teman yang mana ? ”
Ayah : “tadi yg boncengan sama
kamu, kamu tau ga ?, ayah dan ibu nyari uang untuk kamu dan adik kamu sekolah.
Ibu dan ayah berangkat pagi dan pulang malam cari uang dengan sesuah payah,
tapi kamu menghianati perjuangan orang tua kamu. Ibu dan ayah menaruh harapan
besar dipundak kamu, karena kelak suatu saat kamu akan menjadi tulang punggung
keluarga, ayah dan ibu pasti nanti akan bergantung dengan kamu, kamu anak laki
satu-satunya. Kamu harus bisa memikul beban itu nanti. Kamu tidak ingin
menyesal kan nanti ? , ingat lah ini , suatu saat kamu akan menjadi seorang
ayah, apakah kamu ingin melihat anak kamu gagal ? . pikirkan lah tentang masa
depan mu.”
(Hati santoso pun tersentuh)
Santoso : “mm.. mm.. mmaaf yah,
santoso ga berfikir sejauh itu. santoso minta maaf dan berjanji untuk tidak
mengulangi nya lagi. Santoso akan lebih serius belajar.”
Ayah: “benar ya ?”
Santoso : “iya.”
Ayah : “ingat perkataan ayah
sampai nanti ya, laki-laki sejati tidak akan mengingkari janjinya dan laki-laki
mempunyai tanggung jawab yg besar terhadap keluarganya.”
Santoso : “iya yah. Sekali lagi
maaf ya.”
Ayah : “iya. Sana makan coba
minta maaf dulu sana sama ibu ! jadilah laki-laki sejati.”
Santoso : ”iya yah.”
setelah 2 bulan kemudian, perubahan perilaku santoso kearah yang
lebih baik pun mulai terlihat. Sampai akhirnya santoso lulus dan melanjutkan
belajarnya ketingkat yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi, untuk meraih
masa depan yang gemilang dengan berlandaskan pesan dari ayah nya.
cerita diatas dibuat oleh Helmi Fajriyanto
0 komentar:
Posting Komentar